BELUM terorganisir dengan baik, bahkan kerap kali ada keluhan pun agak sulit tersalurkan dan dianggap hal biasa untuk dijalani dalam melayani penumpang dalam kota hingga lintas kabupaten. Inilah yang dirasakan ratusan pemuda yang saban hari menjadi tukang ojek.
Dalam ketidakpastian itu, anak-anak pribumi yang bekerja sebagai tukang ojek di kabupaten Paniai, sedikit bernapas legah. Itu setelah mendapat arahan langsung dari bupati Meki Nawipa, Kamis (7/4/2022) sore.
Berkumpul di halaman kantor bupati Paniai, Meki Nawipa memotivasi ratusan tukang ojek yang selama ini melayani penumpang di beberapa jalur, baik Enarotali-Madi, Enarotali-Deiyai, Enarotali-Wegebino, juga di Komopa, Obano, Nakama, dan lain-lain.
Dari 285 pengojek yang terdata, bupati Meki Nawipa membagikan jaket dan helm kepada 100 orang yang hadir sore itu.
Selain dari bupati secara pribadi, juga bantuan corporate social responsibility (CSR) dari Bank Papua cabang Enarotali.
“Kita melengkapi kebutuhan tukang ojek. Tahap awal saya kasih jaket, menyusul helm. Nanti kami bantu daftarkan organisasinya di Kesbangpol, terus surat-surat yang kurang kami bantu lengkapi lagi di Polres Paniai. Saya ingin anakanak muda berdaya di negerinya sendiri,” tuturnya.
Bupati Paniai juga menyarankan kepada para tukang ojek membentuk wadah agar terkoordinir baik. “Bentuk organisasi. Pilih koordinator umum tingkat kabupaten, terus ada beberapa koordinator sesuai wilayah kerja. Organisasinya nanti didaftarkan di Kesbangpol.” Ia minta ini segera dilakukan.
“Dua bulan sekali koordinator akan temui saya untuk sampaikan keluhan atau kebutuhan dari seluruh pengojek,” kata Meki.
Menyoal kebutuhan bahan bakar, bupati mengaku akan menjalin kerjasama dengan SPBU untuk menyediakan kuota khusus bagi pengojek.
“Kita memberi kemudahan, supaya ada akses bagi mereka mendapatkan BBM. Semua didata dulu baru nanti ada kartu dan disediakan kupon yang wajib dibawa setiap kali isi bahan bakar,” ujarnya.
Setelah petani kopi dan ikan, kata Meki, giliran ojek baik di danau maupun darat mesti diberi perhatian khusus. Juga mendukung siapapun yang hendak membuka usaha dalam semua kategori.
“Tentu banyak sarana yang dibutuhkan oleh tukang ojek. Dengan mencukupi kebutuhan dalam usaha, mata pencaharian mereka tetap eksis untuk menghidupi diri dan keluarganya. Generasi muda adalah pengganti kami. Makanya, kerja keras mereka harus diperhatikan,” katanya.
Meki menaruh harapan, tukang ojek tidak selamanya bergelut di usaha yang sama. “Tukang ojek selanjutnya bisa wujudkan mimpinya, salah satunya dengan hasil tiap hari mereka kumpulkan supaya nanti beli mobil untuk melayani penumpang dan dengan begitu bisa menunjang usahanya demi mendongkrak ekonomi masyarakat terutama generasi muda. Itu harapan kita,” ucapnya.
Yustus yang dipercayakan mengkoordinir ratusan peng ojek menyatakan kesiapannya sesuai arahan bupati Paniai.
“Banyak putra daerah Paniai yang tiap hari bawa ojek. Dua ratus lebih jumlahnya. Arahan bapak bupati sudah kami dengar, pasti ikuti itu,” kata Yustus.
Tidak hanya di Madi dan Enarotali, ada juga pengojek di Yatamo, Paniai Barat, Nakama, Wegebino, Ekadide, Agadide, terus beberapa lagi layani penumpang lintas Paniai-Deiyai, lintas Paniai-Dogiyai, dan lainnya. “Kami mendata semuanya,” ucapnya. (*)
Sumber: Majalah Enaimoo April – Mei 2022
+ There are no comments
Add yours